Salam Sejahtera
Salam Guru Penggerak
Perkenalkan nama saya
Frederikus Mona Meli. Saya adalah Calon Guru Penggerak Angkatan 9 dari SMPS
Katolik Kotagoa Boawae, Kecamatan Boawae, Kabupaten Nagekeo, Propinsi NTT. Pada
kesempatan ini saya akan membuat artikel sebagai pemenuhan tugas saya dalam
Program PGP (Pendidikan Guru Penggerak) di Modul 1.1a.8.Koneksi Antar
Materi_Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1. Modul 1.1. ini membahas mengenai
Pemahaman Filosofi Pendidikan dari Pemikiran KI Hajar Dewantara.
Ki Hajar Dewantara
(KHD) memberikan pemikirannya tentang dasar-dasar pendidikan. Menurut KHD, pendidikan
bertujuan untuk menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka
dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Pendidikan
itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada
anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya
kekuatan kodrat anak.
Menurut Ki Hajar
Dewantara (KHD), pengajaran adalah bagian dari pendidikan. Pengajaran merupakan
proses pendidikan dalam memberi ilmu untuk kecakapan hidup anak secara lahir
dan batin. Sedangkan pendidikan memberi tuntunan terhadap segala kekuatan
kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan
yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota
masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia
yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pemikiran
beliau juga yang menjadi semboyan yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya
Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani, artinya di depan memberi tauladan, di
tengah menyemangati dan di belakang memberi dorongan. Kita sebagai pendidik
hanya memfasilitasi murid dan menuntun murid ke arah yang lebih baik,
memberi tauladan baik dalam perkataan maupun perbuatan.
Dengan demikian dapat
disimpulkan Pendidikan dan pengajaran tidak dapat dipisahkan.
Mengacu pada gambaran
umum pemikiran KHD di atas dan pertanyaan pemantik yang ada di LMS, saya dapat
membuat kesimpulan dan refleksi pengetahuan dan pengalaman baru yang dipelajari
dari pemikiran Ki Hadjar Dewantara sebagai berikut:
Apa
yang Anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Anda
mempelajari modul 1.1?
Sebelum saya mempelajari
modul ini saya selaku pendidik berfikir bahwa anak didik itu ibarat seperti
sehelai kertas yang belum ditulis, sehingga pendidik boleh mengisi kertas yang
kosong itu menurut kehendaknya. Artinya, pendidik berkuasa sepenuhnya untuk
membentuk watak atau budi seperti yang diinginkan. Selama ini saya mengajar
monoton dimana saya sebagai pendidik menjadi pusat atau pemeran utama dalam
pembelajaran (teaching center) dimana siswa harus memperhatikan, mendengar dan
menyimak, setelah itu siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh pendidik
sebagai evaluasi dari kegiatan pembelajaran.
Selain itu juga anak
didik dijadikan subyek dalam mengejar target pembelajaran. Saya selaku pendidik
tidak memperhatikan karakteristik peserta didik sesuai dengan kodratnya yang
memiliki cipta, rasa dan karsa yang berbeda-beda. Selain itu saya juga merasa
bahwa anak didik belajar hanya sebatas di ruang kelas saja tapi tidak
memberikan kebebasan mereka belajar di manapun yang mereka anggap nyaman.
Apa
yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari modul ini?
Setelah saya
mempelajari pemikiran KHD dari Modul 1.1 ini saya menyadari bahwa selama ini
pembelajaran yang saya lakukan kurang tepat. Saya perlu mengubah metode
pembelajaran yang bersifat monoton. Dalam proses pembelajaran di kelas harus
menggunakan metode yang melibatkan keaktifan peserta didik dan mengakomodir
kebutuhan belajar peserta didik. Selain itu, saya melakukan proses pebelajaran
secara menyeluruh bukan hanya dari aspek kognitif saja tapi harus mencakup
keseluruhan mulai dari aspek sosial, budaya, afektif, psikomotor, dan
spiritual. Peserta didik bukan sebagai objek tapi subjek pembelajaran yang
artinya bebas berekspresi, berkreasi dan bebas berpendapat. Teknik penilaian
pada peserta didik juga saya lakukan tidak hanya dari sisi kognitifnya saja tetapi
saya pertimbangkan dari keseluruhan aspek baik psikomotorik, spiritual, afektif
dan sosial budaya. Yang paling utamanya yaitu saya harus memberikan kebebasan
pada peserta didik dengan melakukan pembelajaran yang berorientasi pada
kebutuhan belajarnya.
Apa
yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda mencerminkan
pemikiran KHD?
Yang saya dapat terapkan
yaitu menerapkan proses pembelajaran yang interaktif dan komunikatif sesuai
dengan karakteristik dan kebutuhan belajar peserta didik. Selain itu, saya menerapkan
pembelajaran abad 21 yaitu berfikir kritis, komunikatif, kreatif dan
kolabaoratif supaya peserta didik mendapatkan kemerdekaan belajar, sesuai
dengan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara yaitu pendidikan itu
menuntun bukan menuntut. Sebagai pendidik saya harus menuntun peserta didik ke
arah yang lebih baik dengan memperhatikan kodrat dan kebutuhan belajarnya.
Demikian kesimpulan dan
refleksi saya tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara yang dapat saya tuangkan dan
paparkan dalam artikel Koneksi Antar Materi, Semoga Bermanfaat.
Salam Guru Penggerak
Tergerak, Bergerak dan
Menggerakan.